Mutiah disebutkan oleh Rasulullah SAW sebagai calon penghuni surga. Sang putri, Fatimah Az-Zahra kemudian merasa penasaran atas amalan apa yang dilakukan Mutiah sampai ia dijaminkan surganya Allah SWT.
Dikutip dari buku Ia Hidup Kembali Setelah Mati 100 Tahun: Kisah-Kisah Haru yang Mempertebal Iman oleh Ust. Ahmad Zacky El-Syafa, kisah cemburunya Fatimah Az-Zahra kepada Mutiah ini karena Fatimah ingin tahu kebiasaan beribadahnya.
Suatu hari, Fatimah az-Zahra datang menemui Rasulullah SAW dan menanyakan tentang sosok perempuan yang menjadi calon penghuni surga. Melihat kedatangan Fatimah, Rasul pun menyambutnya dengan gembira.
"Ada apakah gerangan putriku sehingga datang menemuiku?" tanya Rasulullah SAW.
"Wahai ayahanda, siapakah calon penghuni surga?" tanya Fatimah.
Sambil tersenyum, Rasul menjawab, "Calon penghuni surga itu adalah Mutiah."
Mendengar jawaban Rasul itu, Fatimah pun sedih. Namun, Rasul segera menghiburnya dan mengabarkan bahwa putrinya itu akan selalu bersamanya di surga nanti. Mendengar hal itu, bergembiralah Fatimah. Namun, ia penasaran dengan jawaban Rasulullah SAW, tentang Mutiah yang akan menjadi calon penghuni surga.
Gerangan apakah yang membuat Mutiah layak mendapatkan balasan kehormatan itu.
Fatimah Mendatangi Rumah Mutiah
Suatu hari, Fatimah bersama Hasan, putranya, datang berkunjung ke rumah Mutiah. Dari balik pintu, Fatimah memberi salam dan dijawab oleh Mutiah. Lalu, Mutiah bertanya, "Siapakah itu?" Fatimah menjawab: "Saya, Fatimah bersama anak saya, Hasan."
Mendengar hal itu, Mutiah pun senang. "Alangkah senangnya menerima kedatangan putri dari seorang yang mulia," jawab Mutiah. "Tapi mohon maaf, bisakah engkau datang besok karena saya belum dapat izin dari suami saya untuk menerima Hasan," tambah Mutiah.
Dengan heran, Fatimah pun bertanya, "Bukankah Hasan anak kecil?"
"lya, tapi ia laki-laki dan saya belum dapat izin dari suami," kata Mutiah.
Atas hal itu, Fatimah pun memakluminya dan berjanji akan datang besok pagi.
Keesokan harinya, Fatimah datang lagi ke rumah Mutiah. Kali ini, ia bersama Hasan dan Husein. Namun, jawaban yang sama disampaikan Mutiah karena ia hanya mendapatkan izin untuk menerima Fatimah dan Hasan, tapi tidak untuk Husein.
Lalu, Fatimah kembali pulang ke rumahnya dan berjanji akan datang lagi besok.
Esok harinya, Fatimah datang lagi bersama Hasan dan Husein. Setelah memberi salam dan menyampaikan kedatangannya bersama kedua anaknya, Mutiah pun menyambutnya dengan penuh gembira. Mutiah lantas menyampaikan permohonan maaf atas sikapnya dua hari terakhir yang menolak kedatangan Fatimah ke rumahnya disebabkan belum adanya izin dari sang suami.
Atas hal ini, Fatimah pun memakluminya. Selama di rumah Mutiah, Fatimah tak menemukan suatu ibadah yang menunjukkan Mutiah layak mendapat kehormatan sebagai calon penghuni surga.
Fatimah kemudian melihat sebuah cambuk di atas meja. la pun menanyakan hal itu kepada Mutiah. "Cambuk itu selalu aku letakkan di sisi suamiku," ujar Mutiah. "Apakah suami suka memukulmu?" tanya Fatimah.
Mutiah menjawab bahwa suaminya adalah seseorang yang sangat sayang kepada dirinya. Lalu, mengapa cambuk itu diberikan kepada suaminya?
"Saya memberikan cambuk itu padanya agar apabila dia melihat sesuatu yang salah dan kurang dari pelayanan yang kuberikan, ia bisa memukulku. Alhamdulillah, selama ini suamiku belum pernah mempergunakannya untuk mencambuk diriku," jawab Mutiah.
Fatimah pun kagum akan kesetiaan dan kehormatan yang senantiasa dijaga oleh Mutiah bila suaminya sedang tidak berada di rumah. Atas perbuatannya itu, Fatimah dapat mengambil kesimpulan bahwa pantaslah Mutiah mendapat predikat calon penghuni surga.
Simak Video "Pilu Mahasiswi Afganistan Dilarang Kuliah oleh Taliban"
[Gambas:Video 20detik]
(dvs/lus)
Kisah Ummu Mutiah, Ahli Surga yang Sempat Membuat Fatimah Az-Zahra Cemburu - detikHikmah
Read More
No comments:
Post a Comment