Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistyo blak-blakan soal proyek jet tempur KF-21 Boramae kolaborasi dua negara yang sempat tertunda.
Gandi menerangkan Korsel akan membangun pesawat prototipe sebelum memproduksi dalam jumlah banyak.
"Akan dibangun enam prototype pesawat yang akan menjalani serangkaian uji terbang dan kelaikan sebelum berlanjut ke proses produksi massal yang direncanakan dimulai tahun 2026," ujar Gandi.
Salah satu prototipe tersebut akan diserahkan ke PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai pesawat uji di Indonesia setelah program tahap pertama selesai.
Sejauh ini, kata Gandi, pesawat Indonesia belum secara langsung terbang di pesawat prototipe, tetapi sebatas terbang di pesawat chaser (pendamping). Namun, Indonesia tetap memberikan kontribusi saat diskusi.
Tercatat baru tiga pesawat prototipe yang berkursi tunggal diterbangkan. Kemudian setelah prototipe kursi ganda siap, baru pilot penguji dari Indonesia akan diikutsertakan dalam penerbangan.
"Hal ini terkait aturan penerbangan di wilayah udara Korsel," ucap Gandi.
Korsel menggandeng Indonesia untuk bekerja sama membuat jet tempur KF-21. Namun, proyek ini sempat tertunda karena pembiayaan dan permasalahan teknologi itu sendiri.
Sesuai kesepakatan, RI menanggung 20 persen pembayaran. Namun, Indonesia sempat menunggak dan baru melanjutkan pembayaran pada akhir tahun lalu.
"Bukti komitmen pemerintah RI itu sudah ditindaklanjuti diantaranya dengan telah dilakukannya pembayaran Cost Share pada 2022 dan telah adanya alokasi pendanaan di 2023," kata Gandi kepada CNNIndonesia.com, Jumat (17/2).
Ia menegaskan proses itu bertahap dan belum sesuai harapan, sebab negara masih punya prioritas lain yang menjadi perhatian.
Namun sejauh ini program kerjasama ini masih berjalan sesuai dengan rencana, kata Gandi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Korea Selatan untuk Urusan ASEAN dan Asia Tenggara, Eui-Hae Cecilia Chung, menyampaikan kegembiraan atas komitmen RI.
"Kami senang bahwa kontribusi keuangan dari pihak Indonesia telah dilanjutkan tahun lalu, dan kami yakin ini akan terus berlanjut," ujar Eui seperti dikutip Reuters.
Ia kemudian berujar, "Saya pikir kedua belah pihak berkomitmen dan tak ada kata mundur dari inisiatif penting ini."
Selain itu, sebagai bagian kerja sama dua negara, Indonesia menempatkan tes dua pilot guna menjalani uji terbang dan kelayakan.
"Indonesia telah menempatkan dua tes pilot dari TNI AU --dari 4 yang disiapkan-- yang bergabung dengan 32 engineer PTDI [PT Dirgantara Indonesia] yang tergabung dalam program KF-21/IFX ini," ungkap Dubes itu.
Pilot Indonesia terlibat untuk mengkaji dan berdiskusi terkait hasil uji terbang bersama pilot Korsel.
(isa/rds/bac)Sempat Buntu, Dubes Blak-blakan soal Proyek Jet Tempur KF-21 Korsel-RI - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment