Penulis: Cindy Mutia Annur
Editor: Dimas Jarot Bayu
30/6/2021, 15.30 WIB
Harga saham sejumlah perusahaan farmasi sempat mengalami kenaikan signifikan menjelang dimulai program vaksinasi virus corona Covid-19 pada 13 Januari 2021. Meski demikian, kenaikan tersebut tak bertahan lama.
Saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF), misalnya, sempat menyentuh Rp 6.975 pada penutupan perdagangan 12 Januari 2021. Hanya saja, saham kedua perusahaan pelat merah itu langsung turun 6,8% menjadi Rp 6.500 pada penutupan hari setelahnya.
Harga saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) juga sempat mencapai Rp 1.760 pada penutupan perdagangan 11 Januari 2021. Namun, nilainya menurun selama dua hari berturut-turut hingga menjadi Rp 1.565 pada penutupan setelah program vaksinasi dimulai.
Tren penurunan saham ketiga emiten tersebut terus berlanjut hingga akhir Januari 2021, kemudian cenderung stabil sampai awal Juni 2021. Sejak 18 Juni 2021, saham Kimia Farma dan Indofarma mulai kembali mengalami tren kenaikan.
Saham Kimia Farma tercatat sempat mencapai Rp 3.310 pada 29 Juni 2021. Sementara, saham Indofarma naik hingga Rp 3.340 di hari yang sama.
Kendati demikian, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, kenaikan signifikan saham-saham farmasi ini sifatnya hanya jangka pendek. Untuk jangka menengah dan panjang, harganya berpotensi kembali turun.
kenaikan terbatas saham farmasi terjadi lantaran pelaku pasar berkaca pada penurunan signifikan saham farmasi beberapa waktu lalu. Maka itu, kali ini pelaku pasar tidak terjebak euforia dan lebih cepat merealisasikan keuntungannya.
(Baca: Saham DCI Indonesia Meroket 11 Ribuan Persen Sejak Awal Tahun)
Sempat Anjlok Pasca-Vaksinasi Covid-19, Bagaimana Tren Saham Farmasi Kini? | Databoks - Databoks
Read More
No comments:
Post a Comment