Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten konstruksi menguat pada awal perdagangan pagi ini, Kamis (1/7/2021). Penguatan saham-saham tersebut terjadi setelah dalam beberapa waktu terakhir cenderung terkoreksi.
Berikut gerak saham konstruksi, pukul 10.00 WIB, mengacu data BEI:
-
Wijaya Karya (WIKA), saham +3,54%, ke Rp 1.025, transaksi Rp 12 M
-
Waskita Karya (WSKT), +3,41%, ke Rp 910, transaksi Rp 7 M
-
Adhi Karya (ADHI), +3,31%, ke Rp 780, transaksi Rp 4 M
-
Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK), +2,94%, ke Rp 70, transaksi Rp 135 juta
-
PP (PTPP), +2,19%, ke Rp 935, transaksi Rp 9 M
-
Waskita Beton Precast (WSBP), +1,99%, ke Rp 154, transaksi Rp 1 M
-
Wijaya Karya Beton (WTON), +1,67%, ke Rp 244, transaksi Rp 277 juta
-
Total Bangun Persada (TOTL), +1,32%, ke Rp 306, transaksi Rp 14 juta
-
Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE), +1,09%, ke Rp 185, transaksi Rp 822 juta
-
Acset Indonusa (ACST), +0,96%, ke Rp 210, transaksi Rp 353 juta
-
Jasa Marga (JSMR), +0,85%, ke Rp 3.550, transaksi Rp 1 M
-
Nusa Raya Cipta (NRCA), 0,00%, ke Rp 300, transaksi Rp 10 juta
Mengacu pada data di atas, dari 12 saham yang diamati, 11 saham menguat, sementara 1 saham sisanya masih stagnan.
Saham WIKA menjadi yang paling naik, yakni 3,54% ke Rp 1.025/saham. Ini merupakan kenaikan ketiga kali secara beruntun, setelah sebelumnya saham WIKA anjlok selama 11 hari beruntun.
Dalam sepekan saham ini masih stagnan 0,00%, sementara dalam sebulan ambles 22,81%.
Kinerja keuangan WIKA sepanjang kuartal I juga tidak menggembirakan. WIKA mencatatkan laba bersih Rp 78,16 miliar, ini 21,21% secara tahunan (year on year/YoY) dari posisi akhir Maret 2020 yang senilai Rp 99,21 miliar.
Penurunan laba bersih ini disebabkan karena turunnya pendapatan perusahaan 4,73% YoY menjadi senilai Rp 3,92 triliun di akhir Maret 2021 lalu. Dari posisi Rp 4,19 triliun di akhir kuartal I-2020.
Di posisi kedua ada WSKT yang terkerek 3,41% ke Rp 910/saham. Dengan ini, saham WSKT mencatatkan reli penguatan selama 3 hari beruntun, setelah selama 4 hari sebelumnya selalu terjungkal di zona merah. Saham WSKT juga sempat ambles selama 6 hari beruntun, yakni pada 14-21 Juni 2021.
Dalam sepekan, saham ini turun 3,21%, sementara dalam sebulan belakangan anjlok 16,59%.
Kabar teranyar, WSKT melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR) melepas 20% kepemilikan saham di ruas tol Semarang-Batang dan 34,99% saham milik WTR di Cinere-Serpong kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI.
Nilai transaksi penjualan sebagian saham atas dua ruas tol tersebut senilai Rp 2,06 triliun melalui konversi saham.
SMI merupakan perusahaan pembiayaan khusus infrastruktur di bawah Kementerian Keuangan yang saat ini memiliki saham sebesar 10,62% di WTR.
Sebelumnya, Waskita telah melakukan restrukturisasi utang dari dua cucu usahanya, anak usaha dari PT Waskita Toll Road (WTR).
WTR merupakan anak perusahaan WSKT dengan kepemilikan saham sebesar 81,475%. Adapun dua cucu usaha yang dimaksud yang menjadi anak usaha WTR yakni PT Kresna Kusuma Dyandra Marga dan PT Waskita Bumi Wira.
WTR memiliki 69,70% saham Kresna Kusuma dan 99,90% saham Waskita Bumi Wira.
Berdasarkan keterangan resmi WSKT, total restrukturisasi utang dua cucu usaha ini nilainya sebesar Rp 8,24 triliun, terdiri dari restrukturisasi Kresna Kusuma Rp 3.498.899.000.000 (Rp 3,50 triliun) dan Waskita Bumi Rp 4.743.902.552.755 (Rp 3,74 triliun).
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(adf/adf)
Market Sempat Gak Bergairah, 11 Saham Konstruksi Melesat Berjamaah! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment