KOMPAS.com - Sebanyak 11 terduga teroris ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di Merauke, Papua.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Mathius D Fakhiri menjelaskan, para terduga teroris itu tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kelompok ini terkait dengan aksi pengeboman di Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret 2021.
Fakhiri mengungkapkan, kelompok tersebut sempat melakukan aksi pengeboman di Merauke, tetapi gagal.
Baca juga: 11 Terduga Teroris yang Ditangkap di Merauke Jaringan JAD dan Terlibat Bom Makassar
Waktu itu, bom tidak meledak. Aksi ini dilakukan pada 2019.
Sejak saat itu, Densus 88 mencium keberadaan mereka di Merauke.
Terima kasih telah membaca Kompas.com.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
"Dari informasi awal mereka memang pernah melakukan aksi, tapi gagal sehingga termonitor oleh kita," ujarnya, Minggu (30/5/2021).
Dari hasil pemantauan, aparat keamanan memutuskan untuk melakukan penangkapan.
"Teman-teman dari Densus terus me-monitoring kelompok ini dan sudah cukup lama mengendus kegiatan kelompok ini di Merauke, sehingga minggu lalu diputuskan kita melakukan penangkapan beberapa orang yang terkait dengan kasus teror di Makassar," ucapnya.
Baca juga: Densus 88 Kembali Tangkap Satu Terduga Teroris di Merauke, Total 11 Orang
Amankan sejumlah benda
Penangkapan terhadap terduga teroris ini berlangsung pada Jumat (28/5/2021) dan Minggu (30/5/2021).
Di hari Jumat, Densus 88 menangkap sepuluh terduga teroris. Sedangkan pada Minggu, tim meringkus satu orang.
Sebanyak 11 terduga teroris tersebut ditangkap di Merauke.
Fakhiri menyebutkan, ada sejumlah benda yang turut diamankan dalam penangkapan ini. Namun, Fakhiri belum mau memerincinya.
Hanya saja, dia memastikan ada dua benda yang diamankan Densus 88, yakni busur panah dan senjata api.
Baca juga: Densus 88 Tangkap 10 Terduga Teroris di Merauke, Papua
Menyamar dalam berbagai pekerjaan
Kata Fakhiri, para terduga teroris ini telah tinggal di Merauke selama beberapa tahun. Mereka sempat berpindah ke Makassar, lalu kembali ke Merauke.
"Yang bersangkutan sebelumnya ada di Merauke setelah itu dia kembali ke Makassar dan melakukan kegiatan bom bunuh diri," tuturnya.
Selama di Merauke, sambung Fakhiri, para terduga teroris menyamar dalam berbagai pekerjaan.
"Profesi mereka ada yang jadi buruh, ada yang jadi tukang, kebanyakan mereka terlibat kegiatan keagamaan," bebernya.
Berencana serang rumah ibadah
Menurut Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Merauke AKBP Untung Sangaji, para terduga teroris yang ditangkap itu diduga berencana melakukan penyerangan terhadap rumah ibadah di Merauke.
Untung menyampaikan, para terduga teroris tersebut belum melangsungkan aksinya karena personel keamanan telah berjaga di sejumlah tempat ibadah.
Baca juga: Cerita di Balik Peristiwa Bom Bunuh Diri Makassar, Melawan Takut demi Menolong Sesama
"Mereka mau tembak-tembak atau taruh bom di gereja, tapi kita (aparat keamanan) sudah penuh (berjaga) di gereja," paparnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/5/2021).
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi | Editor: Dony Aprian, Dheri Agriesta)
Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 Sempat Melakukan Pengeboman di Merauke, tetapi Gagal - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
No comments:
Post a Comment