Bek Bhayangkara Solo FC, Alsan Sanda mengaku sempat khawatir dengan kondisi keluarganya di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) usai bencana banjir dan longsor yang menimpa kampung halamannya tersebut.
Semua keluarga Alsan berada di NTT. Tidak hanya di Kupang, tetapi juga di beberapa daerah lainnya. Sejak mengetahui ada bencana alam di NTT, salah satu andalan The Guardian itu sempat panik karena tidak bisa menghubungi sang kakak.
"Kemarin saya sempat telepon via Whatsapp ke kakak saya tapi tidak masuk, jadi sempat hilang kontak. Kebetulan di rumah ada telepon rumah, saya telepon dan yang angkat ibu saya, lalu dijelaskan semua kondisinya di sana bagaimana," kata Alsan kepada CNNIndonesia.com, Senin (5/4).
"Kata ibu, di rumah aman, tapi tetangga sebelah rumah bangunannya runtuh, atap rumahnya ke angkat semua. Rumah kakak pertama saya seng atapnya juga keangkat, bambunya jatuh," imbuhnya menjelaskan.
"Khawatir ya karena keluarga di sana semua. Tapi saya hanya bisa berdoa saja, memantau terus lewat telepon jangan sampai hilang kontak dan saya tahu mereka semua berada di tempat yang aman," jelas Alsan.
Anggota Kepolisian Daerah NTT berpangkat Brigadir Polisi Dua itu bisa sedikit tenang karena masih bisa berkomunikasi dengan keluarganya. Alsan juga mengungkapkan saat ini tim dari pemerintah daerah, SAR, Tagana, TNI/Polri sudah datang membantu dan menyerahkan bantuan.
"Di sana banyak yang mengeluh terutama yang di pelosok karena belum dapat perhatian. Tapi ini kan bencana alam yang tidak bisa diprediksi. Mungkin bantuan ada ketika cuaca membaik." tutupnya.
Sedangkan gelandang Persebaya Surabaya, Ady Setiawan, berharap bantuan segera datang ke NTT yang merupakan lokasi bencana banjir bandang di kampung halamannya.
Keluarga dan rekan-rekan Ady di Bima, NTT diketahui saat ini dalam kondisi selamat. Meski begitu, pemain 20 tahun itu tetap memantau perkembangan kondisi bencana alam di NTT secara intensif.
"Saya berdoa agar bencana Bima dan Flores segera berakhir. Semoga Indonesia dijauhkan dari bencana apapun. Saya juga mengajak untuk bantu korban dengan cara yang kita mampu," kata Ady dikutip dari situs resmi Persebaya, Senin (5/4).
Ady mengaku sudah mendapatkan kabar musibah banjir bandang di NTT sehari sebelum lawan Persela, Jumat (2/4) lalu melalui saudara dan rekannya di Bima. Mendengar kabar tersebut, Ady sempat berinisiatif memberikan dukungan moril saat Persebaya menjalani matchday ketiga.
"Saya diberitahu keluarga dan kerabat hari Jumat ada bencana di Bima. Bencananya cukup parah. Maka saya inisiatif bikin dukungan buat kampung halaman. Jadilah kaus itu [bertulis Pray for Bima)," ungkap mantan pemain Persela tersebut.
"Rencananya mau selebrasi dengan menunjukkan kaus itu, tapi saya gagal cetak gol. Saya tetap ingin memberi dukungan, jadi saya persembahkan lolosnya Persebaya ini untuk warga Bima dan semua yang terkena bencana. Saya juga ajak kawan-kawan di luar untuk memberikan perhatian kepada Bima dan Flores yang juga baru kena musibah," ungkapnya.
Menurut data BNPB pada Senin (5/4), terdapat lebih dari 84 korban meninggal dan 71 orang hilang serta ribuan jiwa terdampak banjir yang menerjang sejak Minggu (4/4) dini hari. Angka tersebut merupakan jumlah keseluruhan dari 11 daerah terdampak di NTT.
(TTF/nva)Banjir NTT, Bek Bhayangkara Sempat Hilang Kontak dengan Kakak - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment