TAMAN KROCOK, Radar Ijen – Pengelola wisata rafting Bondowoso Sampean Baru (Bosamba) angkat bicara terkait kematian mahasiswa pencinta alam dari Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember. Walau rafting itu berada di Sungai Sampean Baru yang menjadi lokasi rafting Bosamba, tapi mahasiswa UIN KHAS tersebut melakukan pengarungan sendiri, tanpa operator Bosamba.
Pengelola Bosamba, Henry Cornelis Sebo, menjelaskan, pada saat kejadian memang terdapat beberapa mahasiswa yang akan melakukan rafting. Saat itu pihak pengelola sudah melarang karena kondisi cuaca yang cukup ekstrem. "Memang ada sekelompok orang yang mau berkegiatan rafting. Tapi, kami pihak pengelola melarang karena kondisi yang tidak memungkinkan," bebernya.
Namun begitu, mahasiswa tersebut memaksa untuk melakukan rafting dengan alasan sudah berpengalaman. Mereka melakukan rafting sendiri tanpa operator rafting Bosamba. "Kenyataannya, mereka tidak mengerti arung jeram. Saat itu debit air sudah naik, kami sudah melarangnya," katanya.
Mahasiswa yang rafting itu memakai Sungai Sampean Baru sisi selatan dan lokasi itu bukan sungai yang dikelola Bosamba. "Kalau di musim hujan kami memang tutup. Tidak ada kegiatan rafting. Para mahasiswa itu tidak mengantongi izin juga dari pihak dinas terkait maupun polsek setempat," ungkapnya.
Bahkan peralatan yang dipakai, seperti perahu, tidak difasilitasi oleh pengelola Bosamba. Melainkan mereka bawa sendiri. "Mereka bawa perlengkapan rafting secara mandiri. Tapi, tidak menggunakan safety dan SOP," pungkasnya. (faq/c2/dwi)
Lanjutan Mahasiswa Jember Tewas Rafting di Bondowoso, Pihak Bosamba Sempat Melarang Rafting - Radar Jember - Radar Jember
Read More
No comments:
Post a Comment