Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia ke China per akhir Agustus 2023 mulai kembali turun, setelah sempat naik pada Juli 2023. Kini utang Indonesia ke China tersisa US$21,04 juta.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), dikutip Selasa (17/10/2023), utang Indonesia ke China pada April mencapai US$20,7 juta, Mei US$20,4 juta, Juni US$20,18 juta dan Juli US$21,32 juta.
Sementara dibandingkan dengan Agustus 2022, posisi utang Indonesia terhadap China jauh lebih rendah. Pada periode tersebut utang Indonesia ke China mencapai US$ 21,4 juta.
Secara umum, Utang Luar Negeri (ULN) tercatat mencapai US$ 395,1 miliar per akhir Agustus 2023. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$397,1 miliar. Secara tahunan, ULN Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,8% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 0,7% (yoy). Penurunan ini disebabkan oleh semakin rendahnya ULN pemerintah dan swasta.
ULN Pemerintah
Posisi ULN pemerintah pada akhir Agustus 2023 tercatat sebesar 191,6 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang sebesar 193,2 miliar dolar AS, atau secara tahunan tumbuh melambat menjadi 3,6% (yoy) dari periode sebelumnya sebesar 4,1% (yoy).
Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang tinggi. Selain itu, Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel.
ULN Swasta
Posisi ULN swasta pada akhir Agustus 2023 tercatat sebesar 194,3 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya sebesar 194,5 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta kembali mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,2% (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 5,5% (yoy).
Penurunan ULN swasta ini terutama disebabkan oleh makin dalamnya kontraksi pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) menjadi 5,1% (yoy) dibandingkan dengan kontraksi 4,3% (yoy) pada periode sebelumnya.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,2% dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,9% terhadap total ULN swasta.
ULN Indonesia pada Agustus 2023 tetap terkendali sebagaimana tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,1%, dari 29,2% pada bulan sebelumnya, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,4% dari total ULN.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Jokowi Sebut Dunia Tambah Susah, Kredit Bank Ikut Makin Lesu
(mij/mij)
Sempat Melesat, Utang RI ke China Kini Turun Lagi! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment