Pemilik warung makan di Kota Sorong, Papua Barat yang dirusak dan dibakar sekelompok warga akibat terprovokasi hoax, Aisyah kini hanya bisa pasrah. Aisyah mengaku dirinya juga dianiaya sadis oleh para pelaku sehingga tak bisa berbuat apa-apa.
Warung makan milik Aisyah berada di Jalan Kakatua Kompleks SPG KM 7, Kota Sorong. Aksi anarkis ini dilakukan sekelompok warga pada Sabtu (19/11) malam saat Aisyah sedang beristirahat.
Saat itu, Aisyah awalnya mendengar suara keributan di depan warungnya. Ia yang saat itu sempat tertidur kemudian terbangun dan keluar mengecek apa yang terjadi. Aisyah lalu melihat sejumlah orang sudah merusak warungnya.
"Saya masuk kembali karena saya merasa ketakutan terus keluar lagi melihat pintu sudah rusak. Otomatis saya harus memberanikan diri menegur yang ada di depan warung saya," tutur Aisyah dalam sebuah video yang viral di media sosial. Kasat Reskrim Polres Sorong Kota Iptu Achmad Elyasarif membenarkan Aisyah merupakan pemilik warung tersebut.
"Waktu itu saya bilang 'ada apa kaka?'. Setelah tanya begitu mereka langsung, 'ini sudah warung yang meracuni kita punya saudara'. Setelah itu mereka menarik tangan saya keluar dari lubang pintu, setelah itu mereka hantam saya punya kepala beserta mereka punya teman lebih dari 4 orang. Mereka memukuli saya dengan balok," imbuh Aisyah.
Warung di Sorong dibakar warga yang terprovokasi hoax. Foto: (dok. istimewa)
|
Aisyah sempat berteriak minta tolong saat dianiaya para pelaku, namun tak ada yang mendengarkan. Dia yang tak berdaya akhirnya mencoba memohon kepada para warga yang mengamuk untuk berhenti memukulinya.
"Kaka tolong saya kaka jangan pukul saya kaka. Kalau memang saya salah saya minta maaf. Kalau memang kaka ada kerugian saya akan bertanggung jawab. Jadi tolong kaka beri saya kesempatan," ujar Aisyah mengulang perkataannya saat itu.
Para warga itu sempat mencari-cari suaminya. Namun Aisyah mengatakan saat itu suaminya sedang ke pasar untuk membeli kebutuhan warung esok harinya. Namun pelaku yang bersumbu pendek itu terus mengancam untuk memukulinya.
"'Kaka saya mohon kalau memang saya bersalah, saya ini seorang perempuan kaka. Kaka tega pukul saya, saya mohon'. Tapi karena mereka dalam keadaan emosi mereka menghantam saya, saya jatuh, meminta pertolongan (ke orang sekitar), mereka tidak ada mau menolong saya," kenangnya lagi.
"Wajar, karena mereka (warga sekitar) juga takut. Ini massa ini. Apalagi mereka membawa namanya barang-barang yang bisa melukai seseorang," lanjutnya.
Aisyah lalu diminta untuk tidak ke bergerak dari tempatnya. Dia diminta untuk menunggu suaminya pulang. Sementara massa saat itu juga terus berdatangan satu per satu dan langsung mengubrak-abrik warungnya.
Aisyah hanya terdiam dan duduk di trotoar jalan melihat warungnya dihancurkan. Dia tidak bisa berbuat apa-apa karena terus diawasi.
"Saat itu saya tinggal melihat mereka mengubrak-abrik warung saya, merusak, lalu membakar di depan warung. Mereka mengeluarkan meja, kursi, pecah belahan, mereka ubrak-abrik dalam warung," tuturnya lirih.
Beberapa saat kemudian, Aisyah kemudian melihat ada anggota polisi mendekat ke sekitar warungnya. Dia lantas menghampiri anggota polisi itu untuk meminta perlindungan.
"Setelah itu saya melihat ada anggota di kejahuan. Saya menghampiri untuk mencari perlindungan. Setelah itu saya tidak sanggup melihatnya saya minta tolong kepada aparat supaya membawa saya ke kantor polisi. Saya ke kantor polisi setelah itu saya tidak tahu apa yang terjadi," ungkapnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Rintihan Hati Wanita yang Warungnya Dibakar di Sorong, Sempat Dianiaya Sadis - detikSulsel
Read More
No comments:
Post a Comment