Rechercher dans ce blog

Monday, October 10, 2022

Imbas Tragedi Kanjuruhan, Tony Sucipto Sempat Tak Mau Main Bola Lagi - detikSport

Bandung -

Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan setidaknya 131 orang menjadi memori paling kelam bagi sepak bola Indonesia. Para pemain Liga 1 pun turut merasakan pilunya peristiwa tersebut.

Bek Persija Jakarta Tony Sucipto dan gelandang Persib Bandung Dedi Kusnandar menceritakan kisah mereka seusai mendengar kabar soal tragedi Kanjuruhan. Antusiasme bermain sepakbola langsung hilang seketika.

Tony yang hadir dalam acara doa bersama bertajuk 'Dari Kami Untuk Malang' di GOR Saparua, Kota Bandung, Sabtu (8/10/2022) malam, mengaku sedih begitu mendengar ratusan nyawa melayang dalam tragedi tersebut.

"Dengan kejadian kemarin (Kanjuruhan), yang kami rasakan sebagai pemain mungkin, jangankan (pemain) Persebaya yang main lawan Arema, kami saat latihan pun setelah kejadian itu rasanya tidak ingin main bola lagi," kata Tony, dikutip dari detikJabar.

"Sampai ke situ kami berpikir, kenapa main bola sampai ada kejadian seperti itu?" imbuhnya.

Tony mengungkapkan, sepak bola sejatinya adalah sesuatu yang dilakukan dengan tujuan menghibur dan mendatangkan bahagia. Pertandingan sepak bola menurutnya tidak sebanding dengan harga satu nyawa pun yang hilang. "Main bola untuk menghibur suporter saat ke stadion," singkatnya.

Pada kesempatan yang sama, Dedi Kusnandar mengungkapkan, ia langsung menghubungi para pemain Arema begitu mengetahui kejadian mematikan itu. Dedi bercerita, para pemain Arema baru bisa keluar dari stadion pukul 04.00 WIB dan menyaksikan langsung suporter yang tewas di ruang ganti.

"Saya sebagai pemain sangat merasakan, apalagi setelah kejadian itu saya langsung menghubungi pemain Arema dan sangat sedih mendengar cerita mereka," ungkapnya.

"Mereka (pemain Arema) pulang jam 4 subuh, melihat korban (meninggal) di ruang ganti. Walaupun saya nggak main tapi gimana rasanya itu," jelasnya.

Kejadian tersebut menurut Dedi membuat banyak pemain Arema trauma. Para pemain Singo Edan sangat merasa bersalah atas kejadian yang menimpa para suporternya. Namun Dedi menegaskan, saat ini bukan waktunya untuk saling menyalahkan.

"Pemain (Arema) sampai trauma, nggak bisa tidur. Sampai bilang kalau bisa mereka merasa disalahkan, kenapa kalah. Kalau menang nggak mungkin sampai kejadian seperti itu. Tapi bukan saatnya saling menyalahkan," ucap Dedi.

Pemain yang akrab disapa Dado ini sangat berharap ada hikmah besar dari tragedi Kanjuruhan. Menurutnya para korban yang meninggal dunia adalah pahlawan dan meminta semua suporter untuk menjaga rivalitas hanya selama 90 menit.

"Hari ini titik awal, korban adalah pahlawan. Rivalitas hanya 90 menit, semua nonton bareng di stadion, setelah pertandingan semua bersatu untuk Indonesia," tutup Dado.

Artikel ini telah tayang di detikJabar dengan judul "Hancurnya Hati Pemain Persija dan Persib".

(adp/adp)

Adblock test (Why?)


Imbas Tragedi Kanjuruhan, Tony Sucipto Sempat Tak Mau Main Bola Lagi - detikSport
Read More

No comments:

Post a Comment

Sempat Berdinding Kayu dan Tak Layak, Ini 8 Potret Kondisi Terbaru Rumah Melly Lee di Kampung Halaman - Kini … - KapanLagi.com

Sebelumnya kondisi kediaman Melly Lee di kampung halaman banyak mendapat sorotan. Jauh sebelum tenar Melly dan keluarga hanya tinggal di s...