Rechercher dans ce blog

Thursday, May 26, 2022

Sempat Dibuka Melemah, Harga CPO Naik 1,99% - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah dibuka melemah pada awal perdagangan di Bursa Malaysia, harga CPO kembali menguat hingga 1,99% di sesi kedua ke harga MYR 6.510/ton dari penutupan kemarin MYR 6.383/ton pada pukul 15.35 WIB.


Kontrak minyak sawit acuan FCPOc3 untuk pengiriman Agustus di Bursa Malaysia Derivatives Exchange sempat turun 53 ringgit, atau 0,83%, menjadi MYR 6.330/ton pada jeda perdagangan tengah hari.

Pelemahan di awal perdagangan salah satunya disebabkan oleh kondisi yang sedang terjadi di China. Penurunan permintaan kedelai di China diperkirakan akan memangkas konsumsi minyak nabati oleh konsumen utama dunia tersebut karena penguncian untuk mencegah penyebaran COVID telah memaksa restoran dan kantin tutup, menurut pedagang dan analis.

ICE Canada canola futures jatuh pada hari Rabu setelah Rusia dilaporkan mengatakan siap untuk menyediakan koridor kemanusiaan bagi kapal yang membawa makanan untuk keluar dari Ukraina, produsen minyak bunga matahari utama, dengan imbalan berupa pencabutan beberapa sanksi.

Kembali pulihnya pengiriman minyak bunga matahari Laut Hitam dapat membantu meningkatkan pasokan global.

Sementara itu, India sedang mengalami lonjakan harga pada minyak nabati lokal, sehingga pemerintah India pun berencana untuk memotong pajak impor atas minyak kedelai mentah dan minyak bunga matahari mentah. Inflasi ritel dan grosir di India mencapai level tertinggi multi-tahun pada bulan April.

Harga CPO sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak lain karena bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

Dari dalam negeri, pemerintah RI akan memberlakukan kebijakan wajib pemenuhan domestik (domestic market obligation/ DMO) untuk minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO).

Saat ini pemerintah belum menetapkan berapa besaran DMO yang harus dipenuhi, akan tetapi kepastiannya jumlahnya akan diketahui paling lama akhir bulan ini. Selain itu Rabu (26/5) pemerintah juga telah merencanakan untuk melakukan audit industri kelapa sawit.

Secara teknikal, Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, menilai bahwa harga CPO masih akan menguji titik resistansi di MYR 6.560/ton, pantulan tersebut mungkin akan menyebabkan kenaikan ke MYR 6.713/ton.

Analisis Teknikal Wang TaoFoto: Refinitiv
Analisis Teknikal Wang Tao

Berdasarkan pantauan tersebut, Wang Tao menyebut kontrak CPO bisa naik jauh di atas 6.560 ringgit. Adapun level support berada di MYR 6.313/ton, yang mana jika harga bisa tembus di bawah tersebut, penurunan dapat berlanjut hingga MYR 6.233/ton.

Secara harian, CPO telah menguat selama tiga hari berturut-turut dari posisi tanggal 20 Mei di MYR 5.925/ton. Sehingga, wajar jika pasar mengalami koreksi dangkal pada perdagangan Rabu (25/5) kemarin.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Siap-Siap! Harga Sawit Bisa Rekor Tertinggi Sepanjang Masa


Adblock test (Why?)


Sempat Dibuka Melemah, Harga CPO Naik 1,99% - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Sempat Berdinding Kayu dan Tak Layak, Ini 8 Potret Kondisi Terbaru Rumah Melly Lee di Kampung Halaman - Kini … - KapanLagi.com

Sebelumnya kondisi kediaman Melly Lee di kampung halaman banyak mendapat sorotan. Jauh sebelum tenar Melly dan keluarga hanya tinggal di s...