Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,02% di level 6.922,6 pada perdagangan Jumat (11/3/2022) setelah sempat ambruk 1% di awal perdagangan.
Asing net sell tipis hari ini di pasar reguler sebesar Rp 51 miliar dan di pasar negosiasi Rp 62 miliar.
Saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham BBRI dan BBCA dengan net sell masing-masing senilai Rp 533 miliar dan Rp 78 miliar.
Sedangkan saham yang paling banyak diborong asing adalah saham TLKM dan BBNI dengan net sell masing-masing senilai Rp 163 miliar dan Rp 108 miliar.
Bursa saham Asia bergerak variatif. Wall Street yang melemah karena inflasi AS yang semakin ganas.
Inflasi AS per Februari melesat sebesar 7,9% (secara tahunan), menjadi yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir, dan melampaui ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 7,8%. Secara bulanan, inflasi tercatat 0,8%, atau lebih tinggi dari estimasi sebesar 0,7%.
Banyak pelaku pasar yang khawatir bahwa ekonomi AS akan kembali ke tahun 1970-an di mana di saat tersebut negeri Paman Sam berada dalam salah satu periode terburuknya karena mengalami stagflasi.
Dari Benua Biru, bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) mempertahankan suku bunga acuannya, namun ECB mengatakan bakal mengakhiri program pembelian obligasi pada kuartal III tahun ini.
Namun penghentian pembelian obligasi tersebut dengan catatan bahwa data-data ekonomi sudah meyakinkan. Salah satunya adalah inflasi. Tidak hanya di AS saja yang mengalami peningkatan inflasi, negara-negara Eropa juga menghadapi hal serupa dan terancam mengalami stagflasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(trp/trp)
Sempat Kebakaran & Longsor 1%, IHSG Berakhir Merah Tipis - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment