loading...
Stok minyak goreng tiba-tiba melimpah ruah setelah Harga Eceran Tertinggi (HET) dicabut. Padahal sebelumnya, minyak goreng sempat langka dan gaib di pasaran, ternyata begini sebabnya. Foto/Dok
Baca Juga: Balada Minyak Goreng Curah: Sempat Akan Dilarang, Kini Malah Kembali Dibangkitkan
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, pasokan minyak di Indonesia sebenarnya sudah melimpah ruah sejak awal.
"Namun disparitas harga yang demikian besar antara market price (harga pasar) dan HET ini akhirnya banyak yang ambil kesempatan dalam kesempitan," kata Sahat dalam Market Review IDX Channel, Kamis (24/3/2022).
Lanjutnya, dari total produksi minyak sebesar 49 juta ton, kebutuhan minyak goreng untuk pasar domestik hanya 4,9 juta ton. Produsen juga sudah menggelontorkan minyak goreng sebesar 465 ribu KL, lebih banyak dari kebutuhan masyarakat yang secara historikal dipatok 319 ribu KL.
"Artinya ada over 45%. Produksi tahun ini juga lebih tinggi dibanding tahun lalu yaitu 49 juta ton, tahun lalu 46,8 juta ton, dimana ada peningkatan," jelas Sahat.
Baca Juga: Presiden Buruh: Subsidi Harusnya ke Minyak Kemasan, Bukan Minyak Goreng Curah yang Berbahaya
Menurutnya, sistem distribusi minyak goreng di Indonesia masih berantakan. Hal ini menimbulkan banyak spekulasi mengenai siapa yang memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.
Lanjutnya, seharusnya distributor dan agen minyak goreng di Indonesia terdata dalam sistem Kementerian Perindustrian. Kelengkapan data mereka juga harus dipastikan benar dan sesuai.
"Kalau ada penyelewengan dari distributor 1 ke distributor 2 itu harusnya keliatan. Kalau menyeleweng, ya, cabut (izin usaha)," ucapnya.
(akr)
Minyak Goreng Sempat Gaib, Industri: Banyak yang Ambil Kesempatan dalam Kesempitan - Ekonomi Bisnis
Read More
No comments:
Post a Comment