Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia masih mengimpor berbagai peralatan elektronik rumah tangga, sepatu, juga garmen, mainan anak-anak hingga alat tulis perkantoran. Hingga alat mesin pertanian (alsintan) juga masih diimpor.
Soal impor Alsintan ini pernah heboh beberapa tahun lalu. Presiden Jokowi marah besar pada saat itu Indonesia ternyata masih mengimpor cangkul dari China.
Seolah terulang, pekan lalu Presiden Joko Widodo pun mengungkapkan kejengkelannya karena masih maraknya barang impor untuk pengadaan barang dan jasa pemerintahan. Di hadapan para gubernur, bupati, dan walikota, Presiden mengaku sedih dan heran, apalagi dengan besarnya anggaran pengadaan barang dan jasa.
Seandainya saja, kata dia, pengadaan barang dan jasa pemerintahan secara konsisten membeli produk buatan industri dan UKM dalam negeri, akan memacu pertumbuhan ekonomi.
"Kok enggak kita lakukan, bodoh sekali kita kalau enggak melakukan ini. Malah beli barang-barang impor, mau kita terus-teruskan, ndak. Ndak bisa," kata Presiden saat memberi arahan dalam acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3/2022).
Pernah Kesal Soal Impor Cangkul
Presiden Jokowi juga pernah mengungkapkan kekesalannya, dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2019 di Jakarta Convention Center, Rabu (6/11/2019), menyinggung sejumlah hal, salah satunya impor cangkul.
"Misalnya urusan pacul, cangkul, masak kita impor. Apakah tidak bisa didesain industri UMKM kita, buat pacul tahun depan saya beli ini puluhan ribu. Cangkul, pacul dibutuhkan masih impor. Apakah negara kita sebesar ini industrinya berkembang, bener pacul harus impor?" tanya Jokowi.
BPS mencatat Januari-Agustus 2019. BPS mencatat impor cangkul/garpu cangkul mencapai US$ 93.155, dengan volume 210.575 Kg. Impor cangkul sepanjang Januari-September 2019 senilai US$ 101,69 ribu dengan total berat 268,2 ton, alias tak ada kenaikan yang signifikan.
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi)
Keluar Kata-Kata Bodoh dari Jokowi: RI Sempat Impor Cangkul! - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment