Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah secara mengejutkan menguat atas dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi ini. Ada sederet faktor, baik dari luar dan dalam negeri yang menjadi pendukung keperkasaan rupiah.
Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung menguat 0,24% ke Rp 14.400/US. Setelahnya penguatan rupiah terpangkas ke Rp 14.420/US$ atau 0,1% pada pukul 10:06 WIB.
Kemarin rupiah tercatat melemah 0,28%, dan menyentuh level terendah sejak pertengahan Agustus lalu. Selain itu, selama 12 hari beruntun tak pernah menguat, total pelemahan rupiah nyaris 1,5%.
"Banyak faktornya, tapi yang penting adakah fakta bahwa tingkat risiko virus omicron ternyata lebih rendah dari varian delta jadi pasar juga relieved sehingga pasar Amerika dan Asia rebounce," ungkap Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Hariyadi Ramelan kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/12/2021)
Sebelumnya, pakar penyakit menular terkemuka Amerika Serikat (AS) Dr Anthony Fauci menyebut indikasi awal kasus infeksi akibat varian baru virus corona B.1.1.529 atau Omicron tidak lebih berbahaya dari varian lain.
Begitu juga pejabat kesehatan AS mengatakan varian tersebut telah menyebar ke sekitar sepertiga negara bagian AS. Namun ini tidak seganas versi Delta yang mendorong lebih dari 99% persen kasus baru dan lonjakan rawat inap.
Dari dalam negeri, Hariyadi menyatakan faktor pendukungnya adalah data-data perekonomian dalam negeri. Terbaru yang akan dikeluarkan adalah neraca perdagangan, di mana banyak pihak memproyeksikan Indonesia kembali surplus.
Bank Indonesia (BI) memastikan siaga berada di pasar untuk menjaga ketersediaan valuta asing (valas) mencukupi kebutuhan investor. Sederet instrumen untuk intervensi juga siap digunakan.
"Untuk BI tentu dalam skala terukur dan timely pasti selalu memantau pasar closely," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(mij/mij)
Rupiah Pagi Ini Balik Menguat, Begini Penjelasan BI! - CNBC Indonesia
Lanjutan Lagi
No comments:
Post a Comment