Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street sukses memulai perdagangan di hari pertama bulan Oktober dengan penguatan. Ketiga indeks utama sempat bergerak fluktuatif di awal sesi, tetapi mulai menguat jelang penutupan yang dipimpin oleh saham siklus yang sensitif secara ekonomi.
Jumat (1/10), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 1,43% menjadi 34.326,46, indeks S&P 500 menguat 1,15% pada 4.357,04 dan indeks Nasdaq Composite menambahkan 0,82% ke 14.566,70.
Dari 11 sektor utama di S&P 500, semua berhasil menguat kecuali saham perawatan kesehatan. Sektor tersebut terbebani oleh penurunan 11,4% pada saham pembuat vaksin Covid-19 Moderna Inc setelah berita dari Merck.
Walau rebound terjadi, namun ketiga indeks berakhir melemah di pekan ini. Di mana, S&P 500 turun 1,4% dan Nasdaq melemah 3,2%. Ini adalah persentase penurunan mingguan terbesar bagi kedua indeks itu sejak Februari.
Reli di bursa saham Amerika Serikat (AS) yang terjadi jelang akhir pekan memang datang usai Gedung Putih mengumumkan Presiden AS Joe Biden semakin terlibat dalam negosiasi mengenai RUU belanja infrastruktur yang sedang diperdebatkan di Capitol Hill.
"Ada pemulihan berbasis luas hari ini. Pasar tidak terpaku hari ini pada pajak baru atau tapering," kata David Carter, Chief Investment Officer Lenox Wealth Advisors di New York.
Baca Juga: Wall Street bervariasi, investor mencari peluang setelah pasar jeblok pada September
"Dalam pergeseran dari beberapa minggu terakhir tidak ada berita besar dari Washington, sehingga pasar terpaksa fokus pada data ekonomi positif dan pengobatan Covid-19 baru."
Merck & Co Inc mengungkapkan bahwa sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan, obat oral eksperimental untuk Covid-19 mengurangi risiko kematian dan rawat inap sekitar 50%. Ini membuat sahamnya melonjak 8,4% dan meningkatkan sentimen pembukaan kembali ekonomi.
Di sisi lain, Biden menandatangani undang-undang yang menjaga pemerintah tetap berjalan hingga 3 Desember untuk menghindari government shutdawon.
Kurangnya resolusi ini mendorong lembaga pemeringkat Fitch untuk memperingatkan bahwa peringkat kredit 'AAA' Amerika Serikat dapat berisiko.
"Pasar tidak percaya peringkat utang akan diturunkan atau kesepakatan plafon utang tidak akan tercapai tetapi masih menambah ketidakpastian yang selalu menjadi masalah bagi pasar," tambah Carter.
Sejumlah data ekonomi yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan peningkatan belanja konsumen, aktivitas pabrik yang dipercepat dan pertumbuhan inflasi yang meningkat, yang dapat membantu mendorong Federal Reserve AS untuk mempersingkat waktunya untuk memperketat kebijakan moneter yang akomodatif.
Presiden The Fed Philadelphia Patrick Harker mengulangi pandangannya yang diungkapkan dalam pidatonya pada hari Rabu bahwa dia yakin bank sentral harus mulai mengurangi pembelian asetnya "segera". Tetapi dia juga menegaskan kembali bahwa tidak mengharapkan kenaikan suku bunga utama terjadi sebelum akhir tahun depan atau awal 2023.
Sempat rebound, S&P 500 dan Nasdaq cetak persentase pelemahan mingguan terburuk - Internasional Kontan
Read More
No comments:
Post a Comment