Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju kencang pada perdagangan hari ini, Kamis (29/9/2021). IHSG bahkan sempat mengalami apresiasi sebesar 1%.
Namun penguatan tersebut hanya berjalan singkat. Saat ini apresiasi IHSG sudah terpangkas. Hanya saja IHSG masih tercatat menguat 0,86% ke level 6.215,23.
Kinerja IHSG sendiri dalam 40 menit perdagangan berjalan menjadi yang terbaik jika dibandingkan dengan bursa utama Asia lain.
Belum ada 1 jam perdagangan berlangsung nilai transaksi mencapai Rp 5,4 triliun. Asing beli bersih Rp 310 miliar di pasar reguler.
Saham yang banyak dikoleksi asing adalah dua saham big cap yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai transaksi beli bersih masing-masing Rp 235 miliar dan Rp 92 miliar.
Sementara saham yang banyak dilepas asing adalah saham PT Bank MNC International Tbk (BABP) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan net sell masing-masing Rp 17,5 miliar dan Rp 4,3 miliar.
Untuk perdagangan hari ini, sentimen yang berpeluang untuk menggerakkan pasar antara lain rilis data ekonomi global hingga perkembangan kasus gagal bayar bunga obligasi pengembang properti raksasa China Evergrande.
Biro Statistik Nasional (National Bureau Statistic/NBS) melaporkan data aktivitas manufaktur China yang tercermin pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) periode September 2021 mengalami kontraksi ke angka 49,6, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 50,1.
Namun, data PMI Jasa China periode September mengalami ekspansi ke angka 53,2, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 47,5.
Purchasing Managers' Index (PMI) menggunakan angka 50 menjadi ambang batas. Di atas 50 artinya ekspansi, sementara di bawahnya berarti kontraksi.
PMI manufaktur Negeri Tirai Bambu sudah mengalami penurunan dalam 6 bulan beruntun, kali terakhir mencatat kenaikan pada Maret lalu, dengan angka indeks saat itu sebesar 51,9.
Hal ini tentunya akan berdampak negatif ke pasar finansial global. Kecemasan akan pelambatan ekonomi China akan kembali muncul.
Sebelumnya, Ekonom dari Goldman Sachs memangkas proyeksi produk domestik bruto (PDB) China di tahun ini menjadi 7,8% dari sebelumnya 8,4%. Pemangkasan tersebut cukup tajam, sebab China dikatakan akan menghadapi tantangan dari pembatasan konsumsi energi.
"Kendala pertumbuhan yang relatif baru berasal dari peningkatan regulasi untuk target konsumsi dan intensitas energi yang ramah lingkungan," kata ekonom Goldman Sachs dalam sebuah laporan yang dikutip CNBC International.
Sementara itu, investor di China saat ini masih menanti rilis data PMI manufaktur periode September 2021 versi Caixin/Markit.
Investor di Asia juga akan memantau perkembangan masalah keuangan China Evergrande, setelah Reuters melaporkan bahwa beberapa pemegang obligasi tidak menerima pembayaran kupon jatuh tempo pada Rabu kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps)
Sempat Melesat 1%, IHSG Berjibaku Bertahan di 6.200 - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment