Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan sempat terjadi keributan saat proses efisiensi di holding PT Perkebunan Nusantara (Persero) alias PTPN dilakukan. Keributan terjadi karena jumlah direksi perseroan dipangkas.
"Kemarin konsolidasi PTPN jadi holding, sempat ribut pas efisiensi. Bayangkan direksi PTPN I, II, III, sampai XII," ungkap Erick dalam Talkshow: Bangkit Bareng, Selasa (28/9).
Diketahui, holding BUMN perkebunan dipimpin oleh PTPN III. Anggota holding terdiri dari PTPN I sampai PTPN XIV, sehingga ada 13 perusahaan yang berada di bawah PTPN III.
Ia mengatakan jumlah direksi dipangkas hanya menjadi satu di masing-masing PTPN. Jumlahnya ada sekitar 34 jabatan direksi yang dipangkas.
"Tapi efisiensi ini hasilnya lebih baik," imbuh Erick.
Salah satu yang mendorong efisiensi lantaran holding PTPN memiliki utang hingga Rp47 triliun. Untuk itu, tak hanya pemangkasan direksi, tapi holding juga melakukan restrukturisasi utang.
Selain itu, holding PTPN juga fokus memperbaiki tata kelola perusahaan dan meningkatkan kualitas produk. Beberapa produknya, seperti sawit dan gula.
"Padahal industri sawit swasta ini menguntungkan, ini (PTPN) justru utang besar. Ini kami perbaiki juga. Apalagi harga sawit saat ini lagi bagus-bagusnya," terang Erick.
Sementara, Erick telah meminta direksi PTPN untuk memberikan bibit tebu dengan kualitas bagus ke petani. Hal ini agar menghasilkan gula yang bagus.
Sebelumnya, Erick membongkar praktik korupsi terselubung yang terjadi di PTPN. Ia menyebut praktik korupsi terselubung telah memicu tumpukan utang di PTPN III hingga Rp43 triliun.
"Utang Rp43 triliun adalah penyakit lama dan ini saya rasa korupsi terselubung yang harus dibuka dan ditutup yang melakukan ini," ungkap Erick dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (22/9).
Sekretaris Perusahaan PTPN III Imelda Alini mengatakan pernyataan Erick menggambarkan situasi PTPN sebelum transformasi. Dengan kata lain, praktik korupsi yang terselubung itu terjadi di masa lampau.
"Itu maksud Pak Menteri (Menteri BUMN) untuk konteks lama sebelum transformasi," kata Imelda.
Menurut Imelda, perusahaan telah melakukan beragam transformasi bisnis. Proses transformasi itu juga didukung penuh oleh Erick.
"Bahkan (Erick) menjadikan PTPN sebagai salah satu contoh BUMN yang sudah mulai menunjukkan hasil transformasi," kata Imelda.
Hasil transformasi itu, sambung Imelda, terlihat dari pencapaian laba bersih PTPN sebesar Rp2,3 triliun pada Agustus 2021. Angka itu berbanding terbalik dari posisi Agustus 2020 yang rugi Rp1,6 triliun.
(aud/sfr)Erick Ungkap Sempat Ada Ribut-Ribut Saat Pangkas Direksi PTPN - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment