TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Amerika Serikat sempat melacak adanya potensi serangan teroris di Afghanistan di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul dari kelompok ISIS-K, musuh bebuyutan Taliban, pada Kamis (19/8/2021) lalu.
Hal tersebut disampaikan oleh Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan kepada NBC Nightly News.
Dilansir dari Reuters, Sullivan sempat mengatakan untuk mengeluarkan warga Amerika dari Afghanistan adalah operasi yang berisiko.
Baca juga: AS Bersiap Hadapi Serangan Baru ISIS-K di Kabul, Biden: Kami akan Memburumu dan Membuatmu Membayar
Baca juga: ISIS-K Lakukan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul dan Musuhi Taliban, Seberapa Berbahaya Mereka?
Namun, ia akan berupaya keras mencari cara alternatif untuk membawa orang Amerika, Afghanistan, dan warga negara ketiga ke bandara dengan selamat.
"Salah satu yang sangat kami fokuskan adalah potensi serangan teroris oleh kelompok seperti ISIS-K, yang tentu saja adalah musuh bebuyutan Taliban, jadi kami akan terus bekerja untuk meminimalkan risiko dan maksimalkan jumlah orang di pesawat," kata Sullivan.
Para pejabat AS mengatakan, mereka bekerja sepanjang waktu untuk mengevakuasi orang Amerika dari Afghanistan.
Tetapi, situasi keamanan di lapangan ditemukan banyak rintangan, mengingat adanya kelompok-kelompok seperti ISIS-K.
Sullivan mengatakan, tidak jelas berapa banyak orang Amerika yang masih berada di Afghanistan.
Baca juga: Biden Bersumpah Memburu Pengebom di Luar Bandara Kabul, ISIS-Khorasan Klaim Bertanggung Jawab
Baca juga: Ledakan Bom di Bandara Kabul Diyakini Dilakukan oleh ISIS-K, Biden: Kami akan Buat Kalian Membayar
Tetapi, pemerintahan Biden berkomitmen untuk membawa orang Amerika mana pun yang ingin pergi dapat menghubungi pejabat AS ke dalam pesawat.
"Kami sekarang telah menjalin kontak dengan Taliban untuk memungkinkan perjalanan orang yang aman ke bandara dan itu bekerja saat ini untuk membuat orang Amerika dan Afghanistan berisiko ke bandara," kata Sullivan.
Bandara Kabul Diserang Teroris, Amerika Ternyata Sempat Mengendus Ancaman Serangan - Tribunnews.com
Read More
No comments:
Post a Comment