IDXChannel – Kehadiran mal bunga di Kota Batu disambut antusias para petani tanaman hias. Kehadiran mal bunga ini membuat omzet penjualan tanaman hias melonjak setelah sempat merosot tajam di masa-masa awal pandemi Covid-19.
Mal bunga yang dikelola BUMDes Sidomulyo ini juga menghadirkan perputaran perekonomian yang berefek bagi warga sekitar mal.
Ketua BUMDes, Dwi Lili Indayani, mengakui ada kenaikan pengunjung dan pembeli pasca dibukanya mal bunga yang dibuka pada 16 Juni 2021 lalu. Apalagi kehadiran mal bunga juga diakui mulai menggerakkan perekonomian di sekitar Desa Sidomulyo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Termasuk mengurangi ketergantungan terhadap tengkulak yang kerap kali dialami para petani, juga mulai bisa dikurangi.
“Peningkatannya bisa sampai 100 persen, dari biasanya yang datang ke sini distributor, atau tengkulak sekarang karena adanya promosi yang membuat akhirnya membeli langsung, mereka juga berpikir untuk mau datang ke sini,” ucap Dwi Lili, saat ditemui MNC Portal Indonesia.
Lili bersyukur bila kehadiran mal bunga ini bisa memberikan solusi terbaik antara petani dan calon pembeli. Di mana petani juga bisa mendapatkan relasi dan pembeli baru.
Sedangkan bagi calon pembeli mereka bisa mendapatkan harga yang terbaik dan relatif bersaing, karena berasal dari petaninya sendiri, tanpa melalui pihak kedua.
"Dari petani pastinya senang karena mereka juga bisa berinteraksi dengan pembeli, mereka jadi bisa memperluas, kalau kemarin hanya beberapa distributor dan tergabung hanya distributor saja," tutur dia.
"Namun sekarang adanya banyak pembeli mereka tidak bergantung dengan distributor kalau distributor satu sudah berhenti karena pandemi otomatis petani juga hilang. Kalau ada buyer (pembeli) disini masih ada harapan jadi dua lini pemasukan dari buyer iya, dari distributor tetap," imbuhnya.
Kini dengan peningkatan jumlah pengunjung, pihak pengelola pun juga terus berinovasi untuk menjaga agar tak terjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan mulai diterapkannya pembayaran transaksi non-tunai dengan menggunakan Quick Respone Code Indonesian Standard (Qris), untuk mengurangi kontak fisik langsung antara calon pembeli dengan petani.
“Setiap pembeli tinggal menyecan barcode atau qris dengan transaksi online apapun itu. Setiap tenant atau pemilik kios diberi rekening sendiri pembeli bisa melakukan pembayaran non-tunai. Jadi bisa langsung dimanfaatkan pembayaran non-tunai langsung masuk ke rekening tenant masing-masing. Kami juga masih melayani tunai, tapi dianjurkan non-tunai untuk menghindari kontak fisik agar tak terpapar Covid-19,” jelasnya.
Pihak pengelola pun juga telah berinovasi dengan memasarkan sejumlah produk tanaman dan bunga melalui cara online, di media sosial. Setiap tenat atau stan yang ada diberikan fasilitas untuk penjualan online supaya calon pembeli tanpa bersusah datang ke mal bunga.
“Kita akan bikinkan seperti market place-nya mal bunga, jadi harapannya walaupun pengunjung dari luar kota, luar pulau tidak bisa membeli tanaman secara langsung, bisa membeli online, mereka bisa membeli opsi tanaman yang sama banyaknya, seperti para pembeli yang langsung datang ke sini,” terangnya.
Sementara itu seorang petani tanaman hias bernama Sutini mengakui ada kenaikan omzet pasca mulai dibukanya mal bunga. Selain itu, ia juga bisa menawarkan langsung kepada calon pembeli, tak hanya itu interaksi biasanya terjadi setelah konsumen membeli di stan miliknya.
“Selama ini ada peningkatan cukup bagus, ya kisaran 70 persen, memang belum bisa seperti saat pandemi Covid-19, karena ada beberapa pelanggan tidak lagi aktif membeli saat masa pandemi Covid-19 ini,” tuturnya.
Namun ia bersyukur adanya mal bunga ini justru membuka peluang dan relasi dengan sejumlah pihak, yang justru akhirnya menjadi pelanggan barunya. “Ya Alhamdulillah ada yang baru lagi, kebetulan tadi juga baru buka sudah laku empat tanaman,” tukasnya. (TYO)
Sempat Merosot, Penjualan Tanaman Hias di Malang Meroket Sejak Mal Bunga Berdiri - idxchannel
Read More
No comments:
Post a Comment