Densus 88 Antiteror menangkap sejumlah teroris pasca-bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan. Penangkapan itu dilakukan di beberapa tempat di antaranya di Jakarta, Bekasi dan Tangerang Selatan.
Setidaknya ada lima orang yang ditangkap terkait jaringan teroris. Setelah diperiksa polisi, empat teroris itu membuat pengakuan mengejutkan.
Video pengakuan teroris itu diterima detikcom, Sabtu (3/4/2021). Ada empat teroris yang membuat pengakuan. Pertama Ahmad Junaidi, Zulaimi Agus, , Wiloso Jati, kemudian Bambang Setiono.
Ahmad Junaidi
Dalam video pengakuannya, Ahmad Junaidi mengaku sebagai simpatisan FPI dan kerap mengikuti pengajian sepulang Habib Rizieq Shihab ke Indonesia beberapa waktu lalu. Ahmad Junaidi diamankan tim Densus 88 Antiteror di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, pada Senin (29/3) lalu.
Ahmad Junaidi mengaku rutin mengikuti pengajian yang dipimpin oleh Habib Husein Hasni di Condet, Jaktim, yang juga ditangkap tim Densus 88 Antiteror.
"Saya Ahmad Junaidi salah satu anggota simpatisan FPI, semenjak Habib Rizieq pulang ke Indonesia dan saya juga tergabung di dalam jemaah pengajian di bawah pimpinan Habib Husein Hasni Condet dan diadakan setiap malam Jumat bergilir ke rumah-rumah semua anggota jemaah pengajian," ujar Ahmad Junaidi.
Ahmad Junaidi. Foto: (dok.istimewa)
|
Ahmad Junaidi, seusai pengajian, banyak dibahas tentang keadaan negara yang dikuasai oleh China. Ahmad Junaidi juga mengaku menjemur bahan peledak dari aseton dan HCl di rumahnya.
"Saya pun pernah dihubungi untuk menjemur serbuk bahan peledak yang dari acetone dan HCl selama 3 hari di rumah, lalu saya serahkan kembali kepada Agus. Setelah itu, saya kumpulkan kembali menjadi 3 stoples dalam bentuk serbuk yang sudah kering. Dan adapun pengajian mengajak kami untuk pergi ke Sukabumi ke Abah Popon untuk pengisian untuk jaga-jaga keamanan diri masing-masing," jelas Ahmad Junaidi.
Zulaimi Agus
Zulaimi Agus ditangkap di Serang Baru, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, pada Senin (29/3). Tim Densus 88 Antiteror menemukan sejumlah bahan peledak di rumah kontrakan Zulaimi. Dia mengaku belajar membuat bom setelah kerusuhan di depan Bawaslu pada 21 Mei 2019.
"Saya belajar membuat TATP atau acetone peroxide sejak pasca-kerusuhan Mei 212 di depan Bawaslu. Sudah mencoba lima kali membuat di bengkel Sinergi Motor Serang Baru, Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Saya belajar membuat bahan tersebut dari blog internet dengan cara mengaktifkan VPN," kata Zulaimi Agus.
Zulaimi Agus Foto: (dok.istimewa)
|
Zulaimi Agus termotivasi membuat bahan peledak karena mau menegakkan keadilan dengan cara sendiri terhadap tindakan Brimob kepada demonstran 212. Dia sendiri mengaku bergabung dengan FPI tahun 2019 wilayah DPC Serang Baru, Kabupaten Bekasi sebagai Wakadit Jihad.
"Saya bergabung dengan Majelis Ratib Yasin Waratib diajak oleh Bambang alias Abi dikenalkan Habib Husein, saya mengajarkan cara membuat TATP tersebut kepada Habib Husein, Malik, Noval, Bang Heri, Bang Jun di rumah Habib Husein di garasi," katanya.
Zulaimi Agus kemudian mengajarkan tahapan membuat bahan peledak di hadapan teman-temannya. Namun, dari sekian yang hadir, hanya Habib Husein yang kemudian menanyakan lebih lanjut soal bahan peledak tersebut.
"Setelah saya pulang ke rumah hanya Habib lah yang menelpon saya menanyakan bahannya kesalahannya ada di mana. Pada Februari saya berangkat ke Sukabumi bersama grup jamaah Ratib Yasin Warotib tujuannya minta doa dan isi ilmu kebal, adapun jemaah yang diisi itu saya, Bang Jun, Habib, Malik, Bambang, Bang Jeri, dan Jati," paparnya.
Tonton video 'Pengakuan Teroris: Rencanakan Penyerangan SPBU Tuntut Rizieq Bebas':
4 Pengakuan Mengejutkan Teroris di Jakarta Sempat Rencanakan Ledakan - detikNews
Read More
No comments:
Post a Comment