PT Saratoga Investama Sedaya Tbk akhirnya mencatat kinerja cemerlang setelah sebelumnya sempat mencatatkan penurunan drastis. Laba bersih perseroan sepanjang 2020 tercatat tumbuh 20% menjadi Rp 8,82 triliun.
Sebelumnya, sepanjang 9 bulan pertama tahun 2020, perusahaan investasi milik Sandiaga Uno itu melaporkan penurunan laba bersih hingga 83% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 7 triliun.
Namun, secara menyeluruh, laba bersih perseroan selama 2020 akhirnya tumbuh juga. Hal ini didukung oleh peningkatan nilai portofolio investasi yang juga terlihat dari nilai aset bersih (net asset value) Saratoga di akhir tahun 2020 yang melesat 39% hingga senilai Rp 31,70 triliun.
Presiden Direktur Saratoga Michael Soeryadjaya menyatakan bahwa kinerja perusahaan-perusahaan portofolio investasi Saratoga yang solid pada saat pandemi 2020 menjadi kunci pencapaian perseroan.
Hal itu tercermin dari kenaikan nilai investasi Saratoga di sejumlah perusahaan portofolio dan pembayaran dividen yang konsisten.
"Kami bersyukur di tengah situasi sulit akibat pandemi COVID-19 Saratoga berhasil menjaga momentum pertumbuhannya dan meraih kinerja yang baik. Sebagai perusahaan investasi yang memiliki pengalaman panjang di Indonesia, Saratoga mengutamakan prinsip kehati-hatian dengan mengelola semua risiko dan secara konsisten menerapkan strategi diversifikasi. Pendekatan ini yang terbukti menjaga kami tetap kokoh di tengah ketidakpastian dan membuat kami cepat tanggap dalam merespon segala perubahan yang dinamis," ujar Michael dalam rilis resminya yang diterima detikcom, Selasa (9/3/2021).
Pada tahun 2020 nilai investasi Saratoga di PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) naik 120% menjadi Rp 10,18 triliun dan nilai investasi di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) tumbuh 56% menjadi Rp 12,64 triliun.
Saratoga juga berhasil membukukan pendapatan dividen di tahun 2020 sebesar Rp 750 milliar, yang dikontribusikan oleh PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) sebesar Rp 215 miliar, PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk. Rp 214 miliar, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) sebesar Rp 210 miliar dan PT Provident Agro Tbk. (PALM) sebesar Rp 105 miliar.
Ke depan, tambah Michael, Saratoga akan terus mencari peluang-peluang investasi baru dan ikut mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
"Kami berharap program vaksinasi yang kini tengah berjalan dapat segera memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dan menghentikan pandemi ini. Saratoga akan terus aktif menjalankan strategi, sehingga pertumbuhan perusahaan akan semakin optimal ketika pandemi telah berakhir," tambahnya.
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menjelaskan, selama pandemi sejumlah perusahaan portofolio Saratoga menemukan momentum pertumbuhan bisnisnya.
Ia menyebut kinerja MDKA yang terus menguat berkat kenaikan harga komoditas emas dan tembaga yang sangat tinggi di tahun 2020. Di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi COVID-19 hingga saat ini, emas sebagai safe haven masih akan menjadi obyek investasi utama di dunia. Peluang inilah yang akan semakin memperkuat fundamental MDKA ke depan.
Selain itu, Devin melanjutkan, migrasi masyarakat yang semakin cepat ke ekosistem digital telah memberikan peluang yang semakin besar kepada PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk. sebagai penyedia infrastruktur telekomunikasi.
Sedangkan di sektor konsumer, PT Deltomed yang memproduksi obat-obatan herbal berhasil mengoptimalkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap produk-produk kesehatan selama pandemi ini.
PT Famon Awal Bros Sedaya, grup rumah sakit Saratoga, disebut juga akan terus mendukung upaya pemerintah dalam penanggulangan COVID-19 melalui penyediaan ruangan khusus untuk pasien COVID-19 serta pelayanan rapid test drive-thru.
"Sebagai perusahaan investasi aktif, Saratoga terus mendampingi perusahaan-perusahaan portofolio untuk bertumbuh dan mengoptimalkan setiap peluang yang ada. Dalam situasi yang masih akan sangat dinamis dan menantang ini, cost ratio Saratoga terhadap nilai aset bersih yang masih rendah di kisaran 1 persen, akan membantu menjaga performa perseroan untuk tetap solid," jelas Devin.
Simak Video "Step By Step Memulai Investasi Saham"
[Gambas:Video 20detik]
(dna/dna)
Sempat Turun Tajam, Akhirnya Laba Saratoga Naik 20% Jadi Rp 8 T - detikFinance
Read More
No comments:
Post a Comment