Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengakui tingkat kepatuhan warga menerapkan protokol kesehatan 3M menurun seiring pelaksanaan vaksinasi nasional yang berjalan hampir tiga bulan.
Protokol 3M yang dimaksud yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Tapi penurunan persentase paling banyak menurut Satgas Penanganan Covid-19 terjadi pada kepatuhan memakai masker.
"Iya, sempat agak kendor. Jadi kami amati di monitor perubahan perilaku, sempat kelihatan agak kendor terutama memakai masker," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi melalui siaran daring di kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin (29/3).
"Nah, kalau menjaga jarak selalu lebih rendah dari pada memakai masker ya, tetapi memakai maskernya itu sempat turun," lanjut dia.
Kendati demikian, Sonny tak merinci secara detail berapa persentase penurunan kepatuhan warga terhadap 3M terutama memakai masker dalam tiga bulan belakangan ini. Dia hanya mewanti-wanti bahwa vaksinasi tidak lantas menjadikan seseorang kebal terhadap paparan virus corona.
Sonny mengingatkan ketahanan imunitas atau lamanya antibodi yang diciptakan vaksin Covid-19 hingga kini masih dalam proses pengamatan para peneliti. Oleh sebab itu, ia meminta warga yang sudah menerima suntikan vaksin corona untuk tidak jemawa.
"Kekebalan yang diciptakan belum tahu, apakah 6 bulan atau 2 tahun, karena masih dalam tahap pengamatan," jelas dia.
Lebih lanjut, Sonny pun menjelaskan bahwa efikasi alias keampuhan vaksin Covid-19 di dunia pun belum ada yang sampai 100 persen. Hal itu menurutnya jelas membuktikan bahwa vaksinasi belum bisa memberikan proteksi 100 persen terhadap paparan virus corona.
Program vaksinasi, lanjut dia, merupakan upaya tambahan bagi pemerintah selain langkah tes, telusur, dan tindak lanjut (3T). Adapun vaksinasi tersebut diharapkan mampu mencapai target herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus.
"Sesuai arahan Pak Doni Monardo, Ketua Satgas, kita membuat tagline 'Ingat pesan ibu, vaksin melindungi kita semua namun tetap 3M,'," pungkas Sonny.
Hal serupa juga sempat diutarakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dia mengingatkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh baru dapat bekerja optimal setelah 28 hari warga mendapat suntikan dua dosis vaksin corona.
Dengan kondisi itu, Budi mewanti-wanti agar masyarakat yang divaksinasi untuk tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan covid-19 secara penuh. Adapun pernyataan itu ia sampaikan sekaligus menjawab pertanyaan publik soal mengapa seseorang yang sudah menerima suntikan vaksin dua dosis masih dilaporkan terpapar virus corona.
Beberapa tokoh publik tercatat terinfeksi Covid-19 meski telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin asal perusahaan China, Sinovac. Mereka yakni Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Sitti Rohmi Djalilah yang dinyatakan positif Covid-19 pada 14 Maret, dan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah yang dinyatakan positif Covid-19 pada 4 Maret lalu.
Sementara sebelum itu, Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna dan Bupati Sleman Sri Purnomo dikonfirmasi terpapar virus corona tak lama setelah keduanya mendapatkan suntikan dosis pertama vaksin Sinovac. Mereka menjalani vaksinasi pada 14 Januari silam.
Infografis Alur Penyuntikan Vaksin Covid-19. (CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)
|
Satgas Akui Kepatuhan 3M Sempat Kendor Usai Vaksinasi - CNN Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment