Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,55% ke level 7.143,24 pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (10/6/2022).
IHSG terus melanjutkan pelemahan, indeks terpantau terkoreksi 0,98% ke level 7.112 hingga 09.01 WIB. IHSG memangkas koreksi menjadi 0,57% pada 6 menit awal perdagangan. Asing mencatatkan net sell Rp 37 miliar di seluruh pasar pagi ini.
Saham BBCA dan BBNI menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan net sell Rp 43 miliar dan Rp 14 miliar.
Sedangkan saham BBRI dan TLKM menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy sebesar Rp 15 miliar dan Rp 5 miliar.
Semalam tiga indeks saham acuan Wall Street kembali terbenam di zona merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite anjlok 1,94%, 2,38%, dan 2,75%.
Investor di Wall Street sepertinya tidak berani bermain agresif karena menanti rilis data inflasi Negeri Paman Sam yang akan dirilis malam ini waktu Indonesia. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan inflasi AS bulan lalu berada di 8,3%year-on-year (yoy), tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi masih bertahan di level yang sangat tinggi.
Jika inflasi masih tinggi, maka hampir pasti bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) makin yakin untuk menaikkan suku bunga acuan secara agresif.
Mengutip CME FedWatch, pasar memperkirakan Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega akan menaikkan Federal Funds Rate sebesar 50 basis poin (bps) ke 1,25-1,5% dalam rapat bulan ini. Peluang ke arah sana mencapai 94,9%.
Kenaikan suku bunga acuan akan menjadi sentimen negatif di pasar saham. Suku bunga tinggi akan membuat biaya ekspansi emiten menjadi lebih mahal sehingga laba akan tergerus.
Sejumlah sentimen yang perlu dicermati pada perdagangan hari ini antara lain hasil rapat bank sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB). Presiden Christine Lagarde dan kolega tetap mempertahankan suku bunga acuandeposit rate-0,5%. Suku bunga acuan berada di teritori negatif sejak 2014.
Namun nadahawkishsangat kentara dalam rapat kali ini. Program pembelian aset aliasquantitative easingakan berakhir pada 1 Juli, dan dalam rapat 21 Juli mulai menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.
Dalam proyeksi terbarunya, ECB memperkirakan inflasi di Zona Euro pada 2022 mencapai 6,8%. Naik ketimbang proyeksi sebelumnya yakni 5,1%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Mohon Maaf, IHSG Enggak Kasih Angpao Dulu
(trp/dhf)
Batal Lagi Jebol 7.200, IHSG Sempat Dibuka Longsor 1% - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment