Bisnis.com, JAKARTA - Kelangkaan BBM jenis RON 90 atau Pertalite terjadi di sejumlah daerah, yang ditandai dengan mengularnya antrean kendaraan.
Kelangkaan tersebut terjadi setelah pemerintah resmi menaikkan harga BBM RON 92 atau Pertamax menjadi dari sebelumnya Rp9.000-Rp9.400 per liter menjadi Rp12.500-Rp 13.000 per liter. Kenaikan harga tersebut disinyalir menyebabkan migrasi konsumen Pertamax ke Pertalite.
Manajer SPBU di kawasan Boulevard BSD Timur, Serpong, Tangerang Selatan, Diran mengakui adanya lonjakan konsumsi Pertalite pada akhir Maret 2022 hingga sehari pasca kenaikan harga Pertamax melonjak.
"Di akhir Maret sampai sehari setelah harga Pertamax naik, Pertalite memang sering habis. Normalnya 11-14 kL, tapi naik sampai 30 kL, biasanya [Pertalite] habis sehari, ini sudah habis setengah hari," sebut Diran kepada Bisnis, Rabu (06/04/2022).
Meski demikian, Diran menyebutkan saat ini konsumsi Pertalite sudah kembali normal. "Sekarang sudah balik normal," kata Diran.
Adapun, menurut Diran, pasokan BBM dari Pertamina masih berjalan normal baik sebelum maupun sesudah kenaikan harga Pertamax, hanya saja pada akhir Maret 2022 hingga 2 April 2022 sering terjadi keterlambatan.
"Pasokan [BBM] dari Pertamina sejauh ini normal. Pertalite dipasok 32 kL, Pertamax 16 kL, solar 16 atau 8 kL. Tidak ada pemotongan suplai. Tetapi sering terlambat [pengirimannya]. Harusnya sebelum jam 6 pagi sudah dikirim, tapi baru dikirim sore, ini membuat antrean kendaraan sampai mengular ke jalan," papar Diran.
Saat ini, lanjut Diran, keterlambatan pengiriman telah teratasi. "Setelah 3 hari, pengiriman sudah normal kembali," imbuhnya.
Sebagai catatan, SPBU tersebut merupakan SPBU jenis DODO (Dealer Owned Dealer Operate), yang artinya kepemilikan dan operasional SBPU tersebut dikelola oleh swasta. Adapun proses pengiriman BBM dari Pertamina dilakukan dengan cara mengajukan DO (delivery order) sehari sebelumnya.
Sempat Ada Antrean Pertalite, Operasional SPBU di Serpong Kembali Normal - Bisnis.com
Read More
No comments:
Post a Comment