KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut, erupsi Gunung Semeru masih terjadi hingga Minggu (5/12/2021) pagi.
Kepala PVMBG Andiani mengatakan, erupsi Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran (APG) hingga pukul 05.03 WIB.
"Erupsi Semeru berupa awan panas guguran, tanggal 5 Desember 2021 pukul 05.03 WIB, tercatat di seismogram amplitudo maksimum 10 mm durasi 201 detik," ujar Andiani saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/12/2021) pagi.
Dia menjelaskan, jarak luncur awan panas guguran 2 kilometer dari pusat guguran (700 meter dari kawah) mengarah ke Besuk Kobokan.
Adapun saat ini Gunung Semeru berstatus level II atau waspada sejak 12 Mei 2012.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Ini yang Harus Dilakukan Saat Erupsi Gunung Berapi
Dampak erupsi Gunung Semeru
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Diberitakan Kompas.com, Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) pukul 15.00 WIB.
Gunung api yang terletak di dua kabupaten, yakni Malang dan Lumajang itu mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh serta asap pekat berwarna abu-abu.
Dampak erupsi Semeru kali ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi juga kerusakan materi.
Baca juga: Mengenang Soe Hok Gie, Aktivis yang Meninggal di Puncak Semeru karena Keracunan Gas
Selain itu, erupsi Semeru menyebakan kondisi wilayah Lumajang gelap gulita karena listrik padam.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Wawan Hadi mengatakan, gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu mengeluarkan awan APG.
Aliran awan panas itu sampai di wilayah Curah Kobokan, Kabupaten Lumajang.
Baca juga: Lokasi Pengungsian dan Update Dampak Letusan Erupsi Semeru
Banyak warga mengungsi
Awan panas itu menciptakan awan yang membumbung. Awan yang membumbung itu akibat pertemuan aliran awan panas dan air hujan.
Akibat erupsi Gunung Semeru, banyak warga mengungsi.
Warga yang diungsikan merupakan warga yang ada di Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo dan Kajar Kuning, Kecamatan Candipuro.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat sekitar Gunung Semeru untuk mengevakuasi diri.
"Mohon masyarakat terdekat dapat mengevakuasi agar aman dan selamat," imbau Khofifah melalui akun Instagram resminya @khofifah.ip.
Baca juga: Catatan Erupsi Gunung Semeru 30 Tahun Terakhir
Sementara itu, pakar vulkanologi Surono menuturkan, warga yang berada di sekitar sungai yang berhulu di Gunung Semeru untuk waspada.
Menurut Surono, awan panas guguran yang keluar cukup besar dan berbahaya.
Endapannya, kata pria yang akrab disapa Mbah Rono, akan berbahaya jika terjadi hujan karena selain menjadi lahar panas, tenaganya juga cukup besar.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Berikut Informasi Pengalihan Arus Lalu Lintas
45 warga jadi korban
Diberitakan Kompas.com, Dinas Kesehatan Provinsi Jatim mencatat ada 45 warga menjadi korban erupsi Gunung Semeru.
Banyak yang mengalami luka bakar akibat guguran awan panas Gunung Semeru.
"Sementara masih ada 45 warga mengalami luka bakar," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Dr Erwin Ashta Triyono, Sabtu (4/12/2021) malam.
Baca juga: Kaleidoskop 2020: 5 Gunung Api di Indonesia yang Mengalami Erupsi
Puluhan korban itu dapat dievakuasi dan dirawat di 2 rumah sakit, yakni di RSUD Malang sebanyak 28 orang dan RS Bhayangkara sebanyak 17 orang.
"Diperkirakan ada beberapa warga tertimbun tapi sulit dievakuasi karena kondisi gelap dan cuaca tidak mendukung," kata dia.
Sementara itu, sebanyak 10 orang penambang pasir di wilayah Lumajang, Jawa Timur, dilaporkan hilang saat Gunung Semeru mengalami erupsi.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Berikut Penjelasan BNPB
Update Erupsi Gunung Semeru Pagi Ini dan Dampak Letusannya - Kompas.com - KOMPAS.com
Lanjutan Lagi
No comments:
Post a Comment