Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mencatatkan penguatan sebesar 0,7% pada perdagangan sesi I hari ini, Selasa (7/12/2021). Indeks ditutup di level 6.592,74.
Pada perdagangan intraday, indeks dibuka di level 6.576 dan bergerak di rentang 6.573 sebagai level terendah dan 6.601 sebagai level tertingginya.
Saat IHSG menguat terpantau ada 259 yang naik, 238 turun dan 158 stagnan. Nilai transaksi di sesi I mencapai Rp 7,5 triliun.
Namun asing justru mencatatkan net sell walaupun tipis sebesar Rp 4,3 miliar di pasar reguler saat IHSG mengalami apresiasi yang cukup tajam.
Bersamaan dengan kenaikan IHSG, mayoritas bursa saham utama Kawasan Asia juga bergerak di zona hijau dengan indeks Nikkei Jepang yang memimpin penguatan dengan apresiasi 2,09%.
Bergairahnya bursa saham Asia juga tak terlepas dari kinerja Wall Street yang apik dini hari tadi. Mengawali pekan ini, saham-saham di AS ditutup menguat.
Indeks Dow Jones melesat 1,87% dan memimpin penguatan. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing menguat 1,17% dan 0,93%.
Dari dalam negeri sentimen datang dari rilis data cadangan devisa (cadev). Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadev Indonesia pada bulan November 2021 mencapai US$ 145,9 miliar.
Jika dibandingkan dengan posisi di bulan Oktober 2021, cadev bulan lalu naik US$ 400 juta. Kenaikan cadev ini dipengaruhi oleh penerimaan pajak, jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
Sentimen memang sedang positif sehingga bisa membuat IHSG naik 0,7%. Namun bagaimana dengan arah pergerakan IHSG di sesi II nanti? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Foto: Putra
Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.605 untuk membentuk tren bullish.
Sementara itu indeks harus melewati level support terdekatnya di level 6.566 dan selanjutnya di 6.528 untuk mengalami tren bearish.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 55,35 yang mengindikasikan IHSG cenderung bergerak zona netral. Secara umum peluang indeks untuk lanjut melorot masih terbuka namun akan cenderung terbatas. Tak menutup kemungkinan indeks akan cenderung bergerak sideways di sesi II.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(trp/trp)
Sempat Toel Level 6.600, Mampukah IHSG Melesat di Sesi 2? - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment