Rechercher dans ce blog

Wednesday, December 8, 2021

Sempat Terpuruk, Gimana Nasib Rupiah ke Depan? Ini Jawaban BI - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) optimistis nilai tukar rupiah akan bergerak stabil ke depan, bahkan cenderung menguat. Hal ini seiring dengan meredanya kondisi eksternal dan semakin meningkatkan ketahanan ekonomi dalam negeri.

"Sampai akhir tahun kami tetap optimis situasi terjadi seperti ini," ungkap Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Hariyadi Ramelan kepada CNBC Indonesia, Senin (6/12/2021)


Selasa kemarin rupiah mampu membukukan penguatan 0,42%, dan berlanjut di pembukaan perdagangan hari ini dengan melesat 0,24% ke Rp 14.340/US$. Apresiasi rupiah kemudian bertambah menjadi 0,31% ke Rp 14.330/US$ sebelum terpangkas dan berada di Rp 14.340/US$ pada pukul 12:00 WIB.

Hariyadi menilai dinamika pasar keuangan yang terjadi beberapa waktu terakhir hanya bersifat sementara. Begitu juga dengan aliran dana yang keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Bank Indonesia (BI) mencatat non-residen di pasar keuangan Tanah Air jual neto Rp 12,5 triliun hanya dalam 4 hari saja pada periode 29 November hingga 2 Desember. Dari jumlah tersebut, aliran modal asing yang keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 9,82 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 2,68 triliun.

"Outflow di SBN bersifat temporer. Juga karena investor pada akhir tahun mulai ada rebalancing posisi dan indeks dari sbn kita.," imbuhnya.

Isu global yang menjadi sentimen negatif bagi investor memang tampak mereda dalam dua hari terakhir. Antara lain persoalan varian baru covid-19 omicron yang diketahui tidak seganas varian delta dan perkembangan ekonomi China yang mulai membaik.

Hal yang patut diwaspadai adalah normalisasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS). Dimungkinkan tapering dilakukan lebih cepat dengan nominal dua kali lipat dari perkiraan awal. Begitu juga dengan perkiraan soal kenaikan suku bunga acuan AS.

"The Fed mungkin jadi akan cenderung hawkish dan membuka ruang percepatan tapering," ujarnya.

BI tetap siaga dengan berada di pasar, memonitor kebutuhan valuta asing (valas). Di sisi lain ada beberapa indikator perekonomian yang menggembirakan, seperti neraca perdagangan yang diperkirakan kembali surplus dan peningkatan cadangan devisa.

Hariyadi menambahkan, triple intervention siap diluncurkan, baik di Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), di pasar spot, sampai ke pasar Surat Berharga Negara (SBN). "Kami akan jaga volatilitas nilai tukar rupiah agar tidak berlebihan," pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]

(mij/mij)

Adblock test (Why?)


Sempat Terpuruk, Gimana Nasib Rupiah ke Depan? Ini Jawaban BI - CNBC Indonesia
Read More

No comments:

Post a Comment

Sempat Berdinding Kayu dan Tak Layak, Ini 8 Potret Kondisi Terbaru Rumah Melly Lee di Kampung Halaman - Kini … - KapanLagi.com

Sebelumnya kondisi kediaman Melly Lee di kampung halaman banyak mendapat sorotan. Jauh sebelum tenar Melly dan keluarga hanya tinggal di s...