Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa sempat khawatir dengan kondisi perbankan pada pertengahan 2020 lalu, karena imbas pandemi. Namun kondisi itu berangsur membaik hingga optimis tahun depan bakal tumbuh.
"Kalau anda tanya saya pertengahan tahun lalu mungkin saya akan bilang bohong padahal keadaan sangat tertekan pada waktu itu khususnya Maret, April, Mei," jelasnya pada Media Workshop di Bandung, Sabtu (11/12/2021).
Namun kondisi perekonomian saat ini, lanjut Purbaya, sudah membaik mulai pada akhir 2020 hingga berlanjut sampai Mei 2021, imbas dari kebijakan moneter fiskal dari pemerintah.
"Uang sudah ada di sistem dan otomatis kalau banyak di sistem menyebar ke bank lain buku I, II, III, IV pertumbuhan DPK juga membaik. Pertumbuhan bank juga aman signifikan di dukung ekonomi aman," katanya.
Sehingga tekanan di perbankan juga terus berkurang. Dia meyakini pertumbuhan ekonomi masih bisa tumbuh lebih cepat dari yang diprediksi, orang juga semakin banyak yang membelanjakan uangnya.
Bahkan Purbaya mengatakan LPS membuka peluang untuk memangkas suku bunga penjamin simpanan. Paling tidak jika pertumbuhan ekonomi sebesar 5% maka pertumbuhan kredit dapat double digit.
"Kalo kondisi memungkinkan memangkas suku bunga penjaminan," kataya.
Sebelumnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan menunjukkan tren positif atau tumbuh 2,21% year on year (yoy) atau 3,12% year to date (ytd) hingga akhir September 2021 lalu.
Sementara perhimpunan dana pihak ketiga (DPK) dari perbankan juga mengalami kenaikan dengan pertumbuhan hingga 7,69% year on year.
Profil risiko perbankan juga dinilai masih terjaga dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross sebesar 3,22% dengan NPL net 1,04%.
[Gambas:Video CNBC]
(hoi/hoi)
Bos LPS Blak-Blakan Perbankan RI Sempat Tertekan di 2020 - CNBC Indonesia
Read More
No comments:
Post a Comment