KOMPAS.com – Salah satu desa wisata di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), yakni Desa Wisata Bilebante telah mendapat sertifikasi CHSE dan siap untuk dikunjungi wisatawan.
Desa yang juga dikenal sebagai Desa Wisata Hijau Bilebante tersebut menawarkan keindahan pedesaan yang masih asri, serta jalur pinggir sawah yang cocok dilintasi sambil gowes.
Kendati demikian, Ketua Pokdarwis Desa Bilebante Pahrul Azim mengatakan bahwa dulu pihaknya sempat pesimis tempatnya akan menjadi sebuah desa wisata.
Baca juga: Kunjungan ke Desa Wisata Karangrejo Magelang Mulai Bergeliat
Sebab, pada saat itu, pemahaman para pengelola desa akan desa wisata adalah sebuah desa yang identik dengan pantai, gunung, bukit, air terjun, atau hutan.
“Di Bilebante kita tidak akan menemukan itu. Di Bilebante itu hanya ada hamparan sawah, kemudian ada petani, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Kondisi itu ia sampaikan dalam acara bincang virtual Karya Kreatif Indonesia bertajuk “Talkshow Desa Wisata 'Ikon Andalan Baru Wonderful Indonesia'”, Rabu (24/3/2021).
Baca juga: 4 Paket Wisata Menarik di Desa Wisata Sindangkasih Garut
Kendati demikian, setelah mendapat pelatihan dari Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) melalui kerja sama Indonesia-Jerman dan Bappenas pada 4 April 2015, pihak Pahrul mulai paham tentang desa wisata.
Melalui bantuan tersebut, mereka dibimbing oleh tim GIZ yang langsung datang ke Desa Bilebante. Dalam kunjungannya, Pahrul mengatakan bahwa mereka sempat terkejut.
“Mereka melihat di Bilebante ada bebek, dia kaget. Kami ajak lihat pisang, ada yang matang di tengah sawah, dia kaget juga. Ternyata, yang dikatakan sebagai desa wisata itu adalah bagaimana keaslian desa terjaga dan bagaimana pengalaman di desa itu,” tutur Pahrul.
Pesona Desa Wisata Bilebante
Desa Wisata Bilebante berlokasi di daerah Rembitan, Kecamatan Puju. Di sana, terdapat sejumlah hal unik yang akan ditemui oleh wisatawan. Salah satunya adalah desa ini merupakan tempat tinggal warga suku Sasak yang merupakan suku asli Lombok.
Ada pula Lembah Gardena, sebuah taman yang dulunya merupakan area bekas galian pasir. Dulu, penggalian pasir merupakan sumber pendapatan warga Desa Bilebante sebelum beralih ke sektor pariwisata.
Baca juga: PGN Dukung Karangrejo Jadi Desa Wisata Berkelanjutan Kemenparekraf
Berkonsep ekowisata, wisatawan akan disuguhi beragam tanaman dan pepohonan indah yang tumbuh asri di sana. Selain itu, di sana juga ada sebuah kolam berbentuk hati yang dapat dijadikan sebagai spot foto.
Desa tersebut juga memiliki Pasar Pancingan yang diluncurkan pada 2017 melalui kerja sama dengan GenPi Lombok Sumbawa yang menapilkan kuliner khas Lombok dan Nusantara.
Bagi wisatawan yang ingin menginap, Desa Wisata Bilebante juga memiliki homestay yang memanfaatkan rumah-rumah warga.
Desa Wisata Bilebante Lombok, Pemuda Sempat Pesimis Daerahnya Sulit Jadi Desa Wisata - Kompas.com - KOMPAS.com
Read More
No comments:
Post a Comment